Mengintegrasikan Pengujian Manual dan Otomasi dalam Kerangka Scrum

Dalam pengembangan sistem perangkat lunak, kerangka Scrum telah menjadi salah satu kerangka kerja Agile yang masyhur untuk pengelolaan proyek yang efektif. Pengujian sebagai bagian integral dari siklus pengembangan perangkat lunak, memainkan peran penting dalam memastikan kualitas produk. Dalam konteks Scrum, diperlukan sebuah cara pengujian yang efektif dan berkelanjutan.
Ketika saya memulai posisi sebagai Software QA di Techno Infinity, saya diminta untuk memulai pengujian proyek perangkat lunak menggunakan automation tools. Saat itu, hanya ada satu orang yang berposisi sebagai Software QA, namun pengujian saat itu hanya dijalankan secara manual dan memakan banyak waktu.
Pengujian pertama saya awalnya diterapkan untuk produk perangkat lunak yang telah ada. Pada awalnya, saya hanya mengandalkan test case pengujian manual yang sudah ada yang kemudian dikonversi menjadi skrip otomasi. Namun hal tersebut bukanlah solusi yang tepat, karena pengujian manual tetap dibutuhkan.
Dengan siklus pengembangan yang singkat dan kebutuhan akan perubahan yang cepat, menggabungkan pengujian manual dan pengujian otomasi adalah strategi efektif untuk memenuhi tuntutan ini.
Aspek Penerapan Pengujian Manual dan Otomasi
Meskipun saat ini telah berkembang berbagai alat dan metodologi untuk menguji perangkat lunak secara otomatis, namun pengujian secara manual masih relevan dalam beberapa hal berikut:
- Exploratory Testing: Pengujian secara manual dilakukan menggunakan pengalaman dan intuisi manusia untuk menemukan bug yang tidak terduga, terutama pada fitur baru. Pengujian ini tidak hanya menemukan kesalahan tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana penggunaan perangkat lunak dalam real scenario.
- User Experience (UX) Testing: Pengujian manual memberikan wawasan mengenai pengalaman pengguna dan aspek antarmuka perangkat lunak. Interaksi manual seringkali diperlukan untuk memastikan bahwa aplikasi terasa intuitif dan responsif bagi pengguna.
- Validasi Skenario Pengujian yang Kompleks: Beberapa skenario pengujian yang kompleks atau sangat dinamis sulit untuk diuji menggunakan automasi. Pengujian secara manual menjadi pilihan utama untuk memastikan validasi yang komprehensif.
Pengujian menggunakan automasi dapat mendorong efisiensi pengujian, khususnya dalam pengerjaan proyek yang menggunakan kerangka kerja Scrum. Diantaranya
- Regression Testing: Pengujian otomatis sangat efektif untuk memverifikasi bahwa perubahan baru tidak merusak fungsionalitas yang sudah ada. Dengan skrip yang dirancang dengan baik, regresi dapat diuji dalam waktu singkat.
- Continuous Integration (CI): Dengan integrasi berkelanjutan, pengujian otomatis dapat berjalan setiap kali ada perubahan kode, memberikan feedback instan kepada tim. Hal ini mempercepat proses pengembangan sekaligus menjaga kualitas.
- Reusability: Skrip pengujian dapat digunakan kembali di berbagai iterasi, menghemat waktu dalam jangka panjang. Tim penguji dapat memanfaatkan skrip ini untuk pengujian lintas platform dan perangkat.
- Performance Testing: Pengujian otomatis dapat digunakan untuk menguji kinerja perangkat lunak dalam kondisi beban tertentu. Misalnya, pengujian skala besar dapat dengan mudah dilakukan menggunakan alat otomatis seperti JMeter.
Pendekatan Hybrid: Integrasi Pengujian Manual dan Otomatis
Dalam proyek yang menggunakan kerangka kerja Scrum, menggabungkan pengujian secara manual dan otomasi dapat memberikan hasil optimal. Berikut adalah beberapa langkah untuk mengintegrasikan kedua pendekatan:
- Identifikasi Pengujian untuk Otomatisasi: Prioritaskan pengujian regresi, pengujian berulang, dan skenario yang memerlukan banyak data untuk otomatisasi. Jangan mengotomatisasi lingkup fitur yang sangat dinamis.
- Gunakan Pengujian Manual untuk Hal-hal yang Sulit Diotomatisasi: Fokuskan pada eksplorasi, validasi user experience, dan pengujian yang membutuhkan evaluasi subjektif. Pengujian manual juga penting untuk mengevaluasi skenario di luar penggunaan normal.
- Kolaborasi Antara Tim QA dan Developer: Dalam kerangka Scrum, peran QA sering kali bergeser ke kiri (shift-left testing), dimana pengujian dimulai lebih awal dalam siklus pengembangan. Dengan pendekatan ini, diharapkan potensi masalah dapat ditemukan lebih awal.
- Penggunaan Alat Otomatisasi: Tools pengujian otomatis seperti Selenium, Cypress, atau Playwright dapat digunakan untuk pengujian front-end, sementara API testing dapat diotomatiskan dengan Postman atau K6. Untuk pipeline CI/CD, integrasikan alat seperti Jenkins atau GitHub Actions.
Tantangan Pengujian Perangkat Lunak pada Kerangka Scrum
- Tantangan: Siklus Pengembangan yang Cepat
Solusi: Gunakan automation testing untuk pengujian regresi dan lakukan pendekatan modular untuk skrip otomatisasi agar lebih mudah diperbarui. Integrasikan pengujian dalam setiap tahap sprint. Hal ini membantu mendeteksi masalah sejak awal, mengurangi biaya perbaikan di kemudian hari.
Selain itu, alokasikan waktu untuk eksplorasi manual pada fitur-fitur baru yang sedang dikembangkan. Gunakan hasil evaluasi pengujian saat sprint review untuk menyempurnakan strategi pengujian di sprint berikutnya.
- Tantangan: Perubahan Kebutuhan yang Dinamis
Solusi: Fokus pada pengujian manual untuk mengevaluasi fitur baru, sementara otomatisasi menangani pengujian regresi dan berulang. Untuk mengimbangi dinamika ini, prioritaskan area pengujian yang penting. Hindari mencoba mengotomatisasi keseluruhan fitur. - Tantangan: Kolaborasi Tim yang Intensif
Solusi: Terapkan komunikasi terbuka antar tim. Pastikan semua anggota tim memiliki pemahaman yang sama tentang prioritas dan cakupan pengujian. Baik dari tim Tester/QA, Developer, maupun Stakeholder lain.
Kombinasi pengujian secara manual dan otomatis merupakan pendekatan terbaik untuk memastikan kualitas dalam proyek berbasis Scrum. Pengujian manual memberikan fleksibilitas dan intuisi manusia untuk mengevaluasi aspek-aspek tertentu, sementara pengujian otomatis meningkatkan efisiensi dan konsistensi dalam proses pengujian.
Dengan mengintegrasikan keduanya, tim Scrum dapat menghadirkan perangkat lunak berkualitas tinggi dalam waktu yang singkat, memenuhi kebutuhan pengguna perangkat lunak secara efektif.
Baca juga artikel lainnya di sini: Techno Blog
Tentang Penulis

Iqbal Abdul Ro’uf
Seorang software tester dengan spesialisasi automation testing.