Project Thinking vs Product Thinking
Project Thinking vs Product Thinking
Dalam dunia software development, kita sering mendengar istilah project thinking dan product thinking. Meskipun keduanya sama-sama penting, namun keduanya memiliki pendekatan yang berbeda dalam pengembangan perangkat lunak. Pahami dengan baik perbedaan keduanya, terutama saat kamu bekerja sebagai software developer. Pemahaman ini akan membantu kamu dalam menghasilkan produk yang lebih baik dan mencapai tujuan bisnis dengan lebih efisien.
Project Thinking
Ketika berbicara tentang project thinking, kita sebenarnya sedang berbicara tentang cara berpikir yang sangat fokus pada penyelesaian suatu proyek dalam batas waktu tertentu dan sesuai anggaran yang telah ditentukan. Pendekatan ini sering digunakan dalam manajemen proyek tradisional. Tujuan utama dari project thinking adalah menyelesaikan pekerjaan, mengirimkan deliverables, dan menutup proyek. Dalam pendekatan ini, tim biasanya terfokus pada daftar tugas dan milestone yang harus diselesaikan. Jika proyek selesai sesuai rencana, maka dianggap berhasil.
Namun, salah satu kelemahan utama dari project thinking adalah kurangnya fleksibilitas. Ketika terlalu fokus pada tenggat waktu dan anggaran, seringkali kita kehilangan pandangan terhadap kebutuhan pengguna atau perubahan di pasar. Misalnya, setelah produk diluncurkan, ada sedikit ruang untuk perbaikan atau penyesuaian jika pendekatan yang digunakan adalah murni project thinking. Sederhananya, proyek dianggap selesai ketika semua tugas selesai, tanpa memikirkan apakah produk tersebut benar-benar memenuhi kebutuhan pengguna dalam jangka panjang.
Product Thinking
Sebaliknya, product thinking adalah pendekatan yang lebih holistik dan berfokus pada pengguna serta nilai jangka panjang yang dihasilkan oleh produk. Dalam product thinking, kita melihat produk sebagai sesuatu yang terus berkembang seiring waktu. Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian tugas atau milestone, tetapi juga pada dampak dari produk tersebut terhadap pengguna dan bisnis secara keseluruhan.
Dalam product thinking, pertanyaan yang sering diajukan adalah “Bagaimana produk ini dapat terus memberikan nilai kepada pengguna di masa depan?” atau “Apa yang bisa kita lakukan untuk memastikan produk ini tetap relevan dan berguna bagi pengguna?”. Pendekatan ini memerlukan pemahaman yang dalam tentang kebutuhan pengguna, analisis pasar, dan feedback yang berkelanjutan. Dengan kata lain, product thinking tidak berhenti pada saat produk diluncurkan. Sebaliknya, peluncuran produk hanyalah langkah awal dari perjalanan panjang untuk terus meningkatkan dan mengembangkan produk.
Perbedaan Utama antara Project Thinking dan Product Thinking
Perbedaan mendasar antara project thinking dan product thinking terletak pada cara kita melihat kesuksesan. Dalam project thinking, kesuksesan diukur dengan penyelesaian tugas tepat waktu dan sesuai anggaran. Sementara itu, dalam product thinking, kesuksesan diukur berdasarkan seberapa besar produk tersebut memberikan nilai kepada pengguna dan bagaimana produk tersebut dapat berkembang seiring waktu.
Dalam konteks software development, project thinking cocok untuk pengembangan produk sekali jalan atau produk yang memiliki siklus hidup yang jelas. Misalnya, jika kamu mengembangkan perangkat lunak untuk suatu event yang hanya berlangsung satu kali, pendekatan project thinking mungkin lebih tepat. Namun, jika kamu sedang mengembangkan produk yang akan terus berkembang, seperti aplikasi mobile atau platform e-commerce, maka product thinking akan lebih cocok karena kamu perlu terus menyesuaikan dan meningkatkan produk tersebut sesuai dengan kebutuhan pengguna dan perkembangan teknologi.
Contoh Nyata dalam Software Development
Bayangkan kamu bekerja di sebuah tim pengembangan perangkat lunak untuk sebuah aplikasi mobile. Jika pendekatan yang digunakan adalah project thinking, maka tim akan berfokus pada penyelesaian fitur-fitur yang sudah direncanakan, meluncurkan aplikasi, dan menganggap pekerjaan selesai setelah aplikasi tersedia di pasar. Tidak ada banyak perhatian terhadap bagaimana aplikasi tersebut akan berkembang setelah peluncuran, atau bagaimana mengumpulkan dan merespons feedback dari pengguna.
Namun, jika tim menggunakan pendekatan product thinking, prosesnya akan sedikit berbeda. Setelah aplikasi diluncurkan, tim akan terus memantau bagaimana pengguna berinteraksi dengan aplikasi tersebut. Pemantauan itu termasuk mencari tahu fitur mana yang paling berguna, dan mendengarkan feedback dari pengguna. Tim akan terus berusaha untuk meningkatkan aplikasi, menambah fitur baru, memperbaiki bug, dan menyesuaikan desain berdasarkan kebutuhan pengguna yang terus berubah.
Kapan Menggunakan Project Thinking vs. Product Thinking?
Menentukan kapan harus menggunakan project thinking atau product thinking sangat tergantung pada jenis produk dan tujuan bisnis. Jika proyekmu memiliki batas waktu yang jelas dan tujuan yang spesifik, seperti pengembangan sistem internal yang akan digunakan oleh perusahaan, project thinking mungkin lebih cocok. Namun, jika tujuanmu adalah menciptakan produk yang akan digunakan oleh banyak orang dalam jangka panjang, dan yang akan terus berkembang, maka product thinking akan lebih bermanfaat.
Ingatlah bahwa kedua pendekatan ini tidak harus saling menggantikan satu sama lain. Dalam banyak kasus, kombinasi antara project thinking dan product thinking bisa menjadi solusi terbaik. Kamu bisa memulai dengan project thinking untuk menyelesaikan tahap awal pengembangan, dan kemudian beralih ke product thinking saat produk tersebut diluncurkan dan mulai digunakan oleh pengguna.
Kesimpulan
Pada akhirnya, dalam dunia software development, keseimbangan antara project thinking dan product thinking merupakan suatu kunci kesuksesan. Keduanya memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Dengan memahami kapan harus menggunakan pendekatan yang mana, dapat membantu tim pengembangan mencapai hasil yang optimal. Dengan menggabungkan keduanya, kamu bisa memastikan bahwa produk yang dikembangkan tidak hanya selesai tepat waktu dan sesuai anggaran, tapi juga terus memberikan nilai kepada pengguna dalam jangka panjang.
Di Techno Infinity sendiri kami menggunakan keduanya dalam konteks yang berbeda. Untuk produk kami seperti Harmonie, kami menggunakan pendekatan product thinking untuk menjaga sustainabilitynya. Namun, dalam project singkat hingga menengah, kebanyakan kami menggunakan project thinking. Mengingat biasanya client memiliki ekspektasi yang mungkin berbeda dengan ekspektasi user kebanyakan.
Ingin tahu lebih lengkap cara kerja Techno Infinity? Hubungi kami untuk berdiskusi di sini: Contact
Baca juga artikel lainnya di sini: Blog
Tentang Penulis
Naufal Faksi Erlansyah
Halo! Saya Nauval Faksi, seorang Product Designer yang berfokus pada menciptakan solusi desain yang fungsional dan berorientasi pada pengguna. Dengan pengalaman dalam mengembangkan berbagai produk digital, saya menggabungkan prinsip estetika dan kegunaan untuk menghadirkan desain yang relevan dengan kebutuhan bisnis dan pengguna.