Bedah Teknologi di Website Film Oppenheimer

Banner blog "Bedah Teknologi di Website Film Oppenheimer"

Ada yang sudah nonton film Oppenheimer? Penggemar film garapan Christoper Nolan bisa dipastikan tidak akan ketinggalan nonton di bioskop, dong. Film yang rumornya menghabiskan dana 1,4 trilyun ini juga didukung oleh bintang-bintang holywood yang namanya sudah tidak asing lagi di telinga kita. Selain om Cillian Murphy, ada om RDJ, tante Emily dan mbak Florence, bahkan ada juga om Gary Oldman (Yang nonton batman begins langsung berasa reunian). Jadi semakin banyak alasan untuk nonton, kan? ????

Ternyata, yang menarik dari filmnya itu bukan cuma plot, sutradara atau pemerannya saja. Promosi filmnya juga menarik, loh. Terutama lewat websitenya. Sudah ada yang lihat website promosinya? Keren, kan? Yuk kita bedah saja teknologi di website film Oppenheimer.

Review Website Promosi Film Oppenheimer

Website digunakan sebagai alat promosi interaktif yang bukan hanya memberikan informasi terkini, tapi juga memberikan pengalaman baru tentang sebuah brand. Untuk konteks promosi film, website Oppenheimer movie memberikan pengalaman menjelajahi “Dunia Oppenheimer” yang diciptakan oleh Christoper Nolan.

Homepage website oppenheimermovie.com
Tampilan homepage website film Oppenheimer

Sejak mengakses website tersebut, kita akan disuguhkan suasana yang identik dengan filmnya. Ledakan, api dan bahaya. Bukan hanya itu, kita juga diajak menjelajahi latar cerita Oppenheimer, mulai dari kantornya, rumah hingga situs uji coba nuklirnya. Website ini juga melengkapi pengalaman menjelajahnya dengan efek suara yang menyesuaikan kondisi tempat yang dituju. Pas lagi di rumahnya Oppenheimer, ada suara mesin cuci, pas di kantor suara mesin tik, dan sebagainya. Kalau ditelisik lebih dalam, di film ini Christopher Nolan ini seolah ingin memperkenalkan kondisi “real” saat berlangsungnya Manhattan Project.

Selain pengalaman menjelajah film Oppenheimer, website ini juga menawarkan fitur pembelian tiket langsung di websitenya. Sayangnya, fitur pembelian tiket ini hanya tersedia di US saja.

Techmate bisa mengakses website promosi filmnya melalui link ini: https://www.oppenheimermovie.com/

Yang jadi pertanyaan, susah enggak, sih, bikin website seperti itu?

Teknologi yang Digunakan Website Film Oppenheimer

Dari sekilas lihat, tentu kita akan langsung menyadari kalau website Oppenheimer ini menggunakan teknologi 3D visual yang dipadukan dengan video dan musik, serta infinite scroll untuk pengalaman menjelajah tanpa batas.

Tapi, itu baru asumsi sekilas, ya. Untuk memenuhi rasa penasaran, Techmin menggunakan plugin bawaan Google Chrome untuk mengecek teknologi yang digunakan website itu. Berikut hasilnya:

Dari hasil analisis Wappalyzer, website Oppenheimer menggunakan beberapa teknologi JavaScript “kekinian” untuk membangun websitenya.

Yang menarik, website ini juga menggunakan three.js, sebuah framework javascript yang digunakan untuk membuat dan menampilkan animasi grafis tiga dimensi pada browser. Animasi grafis ini termasuk games atau visualisasi interaktif seperti yang bisa kita lakukan di website Oppenheimer.

Loh? Nggak bahaya, tah, pakai banyak framework sekaligus?

Intermezzo sedikit, sebenarnya penggunaan beberapa framework dalam satu project ini memungkinkan, loh. Dalam dunia software development, ada istilah micro service. Nah, kalau untuk front-end sendiri ada istilah Micro Front-end, di mana micro frontend ini adalah suatu metode untuk memecah bagian frontend sesuai fitur yang ada. Terkait micro frontend ini kita bahas lebih lengkap di artikel lain, ya.

Jadi sebenarnya tidak masalah kalau menggunakan banyak framework. Banyak website level enterprise yang biasanya fokus ke interaksi dinamis seperti website film ini, menggunakan beberapa framework sekaligus dan menggunakan metode micro frontend.

Berikut ini salah satu contoh website lain yang juga menggunakan teknologi serupa:

https://seacat.rossinavi.it/

Mau Coba Implementasi? Ini Caranya.

Yang mungkin jadi pertanyaan sekarang, sulit nggak, sih, kalau kita mau implementasi website dengan teknologi seperti itu?

Jawaban optimisnya, mudah dengan syarat dan ketentuan yang berlaku, hahaha.

Seperti yang kita ketahui, dalam pembuatan website, terdapat proses yang cukup kompleks dan butuh tim yang terdiri dari beberapa disiplin ilmu. Mulai dari proses requirement gathering, proses desain, proses implementasi, proses testing hingga penyelesaian pekerjaan. Masing-masing memiliki peran yang tidak bisa digantikan, apalagi jika website yang akan dibuat mengadopsi banyak teknologi seperti website Oppenheimer ini.

Kalau untuk membangun sistem informasi minimal kita harus punya enam sampai tujuh tim dengan keilmuan berbeda, membangun website interaktif seperti website Oppenheimer ini, setidaknya membutuhkan tambahan tim kreatif yang bertanggung jawab terhadap asset yang akan digunakan.

Dan tentu saja, tidak bisa dua minggu kelar, saudara-saudara.

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk membuat website sejenis:

  1. Pastikan kebutuhan website sudah jelas, sejelas-jelasnya. Mulai dari tujuan penggunaan, ekspektasi serta data-data terkaitnya sudah siap. Dalam fase awal ini, tim melakukan riset terkait pengguna dan fungsi website, juga mengumpulkan data dan referensi untuk pembuatan websitenya.
  2. Buat story board. Story board ini bisa digunakan untuk menggambarkan layer-layer yang ada, sekaligus mendefinisikan pengalaman interaksi pada website yang akan dibangun.
  3. Buat mockupnya untuk validasi oleh client. Mockup ini bisa berupa kertas, maupun tampilan visual yang sudah mumpuni. Yang penting, client sudah tahu
  4. Produksi websitenya dan client bisa menunggu sampai proses selesai.

Kelihatannya simpel. Tapi, percayalah. Tidak sesimpel itu, tapi tidak semustahil itu juga. Yang pasti, butuh perencanaan yang matang supaya bisa diimplementasikan dengan baik.

Kesimpulan

Dari keseluruhan artikel ini bisa disimpulkan kalau produksi film Oppenheimer ini tidak main-main (Ya iyalah! 1,4T, Cuy!). Bukan hanya dari sisi produksi, sisi dukungan marketing seperti websitenya pun digarap dengan begitu apik. Tidak heran kalau Oppenheimer memiliki rating tinggi baik di IMDB maupun rotten tomatoes.????

Terkait teknologi yang digunakannya, website Oppenheimer ini menggunakan teknologi terkini yang memanfaatkan 3D Visual serta musik dan video agar bisa memberikan pengalaman terbaik untuk calon penonton mengeksplorasi filmnya. Dengan pengalaman yang luar biasa tersebut, kalau ditilik dari sisi bisnis, tentu pembuatan website yang interaktif seperti ini memiliki dampak yang cukup signifikan untuk penjualan tiket.

Mantap banget nggak, tuh? Siapa, nih, yang makin pengin nonton filmnya setelah baca tulisan ini?

Sharing sama kami, yuk, gimana pendapat kalian tentang website promosi filmnya!

Kalau kalian merasa artikel ini bermanfaat, share ke teman kalian, ya. Tunggu artikel lainnya dari kami.

Seorang designer di Techno Infinity yang suka menulis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Layanan
  • Produk
  • Tentang
  • Blog
  • Hubungi Kami