Biaya Pembuatan Software, Kok Mahal? Saya Ditipu, ya?

biaya pembuatan software

Biaya pembuatan software, kok mahal? Hmm tenang-tenang. Sebelum kita menuduh biaya pembuatannya “mahal”, mari kita simak dulu beberapa pembahasan di bawah ini:

(p.s. ini artikel yang cukup panjang, jadi … tarik napas dulu dan baca pelan-pelan, ya.)

Proses Pembuatan Software

Proses pembuatan software/aplikasi merupakan proses yang berkesinambungan. Mulai dari requirement gathering, hingga proses deployment di server setelah aplikasi melewati beberapa lapis proses pengetesan. Masing-masing proses ini melibatkan minimal satu hingga lima orang, tentunya tergantung pada proses apa dan seberapa kompleks aplikasi yang akan dibangun.

Mari kita lihat salah satu metodologi pengembangan software yang paling sering digunakan dalam proyek pembangunan aplikasi, Waterfall:

Dalam metode waterfall, proses pembuatan aplikasi dilakukan secara iteratif dan berurutan. Tentunya proses ini dilakukan dengan tetap memerhatikan dan melakukan validasi atas proses yang sudah dilakukan sebelumnya. Pada setiap prosesnya, ada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan dan luaran yang nantinya akan digunakan pada proses selanjutnya.

Setiap tahapan ini memiliki berbagai tantangan dan hambatan. Ini pula yang membuat perusahaan pembuat aplikasi harus menghitung biaya mandays secara akurat berdasarkan kebutuhan pembuatan aplikasinya.

Aspek yang Memengaruhi Biaya Pembuatan Aplikasi

Setidaknya ada tiga aspek yang memengaruhi besar atau kecilnya biaya pembuatan aplikasi. Ada kompleksitas aplikasi, waktu yang dibutuhkan dan jaminan kualitas aplikasi.

Jika kompleksitasnya tinggi dan software harus selesai dalam waktu singkat, maka harganya sudah bisa dipastikan tidak akan murah. Jika kompleksitasnya biasa saja, tapi harus selesai dalam waktu singkat, harganya masih bisa tinggi dan dapat disesuaikan kembali. Tapi, jika kompleksitas tinggi dan waktunya lama, tentu biayanya akan lebih murah dibandingkan dengan dua opsi sebelumnya. Mengapa hal tersebut bisa terjadi?

Kompleksitas Aplikasi

Bicara tentang kompleksitas aplikasi, tentu pembahasan utamanya adalah ruang lingkup aplikasi. Contoh begini: Saya ingin membuat aplikasi seperti gojek. Mari kita bedah sedikit untuk melihat kompleksitasnya.

Pertama, untuk membuat aplikasi seperti aplikasi gojek, kita harus memikirkan terlebih dahulu siapa saja yang akan menjadi pengguna aplikasinya. Dalam hal ini, penggunanya ada dua, yakni supir dan penumpang.

Dari masing-masing pengguna ini, mereka memiliki tujuan utama yang berbeda. Tujuan supir adalah berhasil mendapatkan penghasilan dengan narik ojek. Tujuan penumpang bisa sampai tujuan dengan selamat sambil naik ojek.

Secara garis besar, lingkupnya sudah jelas, kan?

Setelah mendapatkan proses utamanya, perusahaan juga harus mendata proses-proses apa saja yang berkaitan dengan proses ini. Ada proses yang pre-requisite (harus dilakukan sebelum proses utama) ada juga proses akhir setelah proses utama ini selesai.

Minimal ada beberapa modul ini untuk membuat aplikasi “sederhana” seperti gojek:

  1. Registrasi driver dan penumpang secara terpisah
  2. Login driver dan penumpang (bisa jadi terpisah)
  3. Modul order yang harus bisa mengecek posisi penumpang realtime
  4. Modul pencarian driver terdekat
  5. Modul check out pembayaran
  6. Modul perjalanan (di sisi penumpang dan driver)
  7. Modul-modul pendukung lainnya.

Cukup banyak, bukan?

Kompleksitas aplikasi juga bukan hanya bicara tentang seberapa banyak modulnya saja, tapi juga tentang teknologi yang akan digunakan dalam aplikasi tersebut. Apalagi jika perusahaan ingin membuat aplikasi dengan teknologi terbaru seperti AI, atau menggunakan teknologi yang menghubungkan sensor dan proses data.

Semakin banyak teknologi yang diterapkan, semakin kompleks pula sistem yang akan dihasilkan.

Waktu Yang Dibutuhkan untuk Develop Aplikasi

Waktu yang dibutuhkan untuk develop aplikasi adalah hal selanjutnya yang memengaruhi biaya pembuatan aplikasi.

Dari mana waktu memberikan pengaruh? Dari mandays yang digunakan.

Katakanlah, jika sebuah perusahaan ingin membuat software dengan kompleksitas tinggi dalam waktu singkat, sudah pasti tidak mungkin sebuah perusahaan pengembang memberikan proyek ini pada programmer yang masih junior. Dengan kondisi tersebut, tentu pihak pengembang akan memberikan proyek itu pada programmer yang lebih senior. Di sisi lain, programmer senior memiliki rate yang lebih tinggi dari programmer junior. Hal ini membuat nilai proyek jadi meningkat.

Contoh timeline pengerjaan aplikasi

Selain memberikan pekerjaan pada programmer yang lebih senior, resource yang digunakan pun akan lebih banyak. Katakanlah jika proyek normal selama tiga bulan membutuhkan 3 programmer dengan skill middle, maka ketika proyeknya dikerjakan dalam waktu dua bulan atau satu bulan, bisa jadi membutuhkan jumlah orang dua kali lipatnya dan beberapa di antaranya membutuhkan level yang lebih tinggi.

Namun, perusahaan tidak perlu khawatir. Sebab dengan kondisi itu, tentu pekerjaan akan menjadi lebih cepat dengan kualitas yang tetap terjaga, hanya harganya menjadi lebih tinggi.

Jaminan Kualitas Aplikasi

Pada dasarnya, perusahaan software seperti Techno Infinity memiliki standar kualitas yang tinggi. Akan tetapi, perusahaan yang ingin membuat software biasanya meminta tes-tes khusus yang meningkatkan jaminan kualitas aplikasinya seperti VAPT (yang biasanya jarang digunakan dalam testing standar). Bahkan sangat memungkinkan jika aplikasinya juga diberikan sertifikasi seperti ISO 27001.

Selain testing standar, testing tambahan dan sertifikasi memiliki biaya sendiri. Jadi, sudah sewajarnya jika perusahaan merogoh kocek lebih dalam agar kualitas aplikasi jadinya lebih baik lagi.

Komponen Biaya Pembuatan Software

Apa saja, sih, biaya-biaya yang harus dipertimbangkan untuk membuat sebuah aplikasi? Dalam sebuah proyek setidaknya ada dua komponen biaya, yakni biaya langsung dan biaya tidak langsung. Kedua biaya ini dipengaruhi oleh aspek yang sudah disebutkan di atas.

Semakin kompleks dan singkat waktu develop aplikasi, biayanya akan semakin tinggi. Berikut ini penjabaran masing-masing kebutuhan biaya untuk pembuatan software aplikasi.

Biaya Langsung

Biaya langsung dalam pembuatan aplikasi meliputi biaya tenaga ahli (tim pengembang), biaya material dan biaya peralatan. Dalam pembuatan aplikasi butuh material apa saja? Misal, kita membuat sebuah aplikasi pendeteksi ph air. Tentu selain biaya tenaga ahli, kita juga membutuhkan peralatan berupa sensor yang mungkin akan digunakan untuk proses pembangunan aplikasi.

Selain biaya material dan peralatan, biaya yang tak kalah besarnya adalah biaya tenaga ahli. Seringkali, biaya tenaga ahli ini menggerus hingga 50% biaya proyek. Apalagi untuk proyek pembuatan aplikasi yang cukup kompleks. Biasanya, perusahaan pengembang memiliki rate khusus yang akan dikeluarkan dalam proposal proyeknya. Berikut ini adalah contoh referensi upah tenaga ahli dari inkindo:

Biaya Tidak Langsung

Biaya tidak langsung meliputi pembiayaan yang tidak bersinggungan langsung dengan proyek. Ada biaya tak terduga, biaya overhead dan profit.

Yups, tidak ada yang salah baca di sini. Sebuah perusahaan pengembang tentu mengharapkan sebuah profit dari usaha yang dijalankannya. Mengapa profit dimasukkan ke biaya tidak langsung? Sebab, profit merupakan biaya yang dinamis dan bisa menyesuaikan kondisi lapangan. (Bohong kali, itu profitnya dipake nabung buat naik haji).

Ya, kalau kami boleh jujur, emang pengin naik haji sekantor, sih. Aamiin.

Biaya tak terduga ini bisa dikatakan “uang jaga-jaga”. Kenapa perlu uang jaga-jaga? Mudahnya, setiap proyek itu punya risiko. Dan risikonya ini ada yang bisa diantisipasi, ada yang tidak. Nah, makanya biaya tak terduga ini selalu ada dalam setiap proyek. Nilainya tidak besar, hanya sekitar 5% dari proyeknya saja.

Proyek Pembuatan Aplikasi dalam Proyek Lain

Selain proyek pembuatan aplikasi secara independen, pembuatan aplikasi seringkali menjadi added value bagi proyek lain. Hal ini yang kadang menjadi sebuah bias akan nilai kontrak yang dikeluarkan.

Misalnya, sebuah perusahaan mengeluarkan tender proyek konsultasi keuangan + software development dengan nilai sekian milyar. Tentu wajar ketika perusahaan penerbit tender memiliki ekspektasi yang sangat tinggi terhadap software yang dihasilkan (mengingat nilai yang dikeluarkan cukup besar).

Hanya saja dalam praktiknya, seringkali perusahaan konsultasi keuangan merekrut tim pengembang dengan nilai yang tidak mencapai 50% nilai tendernya.

Praktik inilah yang kadang membuat nilai software terasa terlalu mahal. Belum lagi, posisi perusahaan software sebagai orang ketiga, membuat perusahaan software kesulitan melakukan requirement gathering yang komprehensif terhadap kebutuhan pengguna aplikasi nantinya.

Solusinya, jika perusahaan ingin membuat software dari nol melalui proyek lain, pastikan perusahaan pengembang juga turut serta dalam proses diskusinya. Namun, jika memang software yang ditawarkan adalah sebagai added value, perusahaan perlu memastikan nilai software dalam RAB yang diberikan oleh perusahaan rekanan. Hal ini untuk meminimalisir kekecewaan dan memastikan kembali sejauh apa pemahaman perusahaan rekanan terkait kebutuhan software perusahaan Anda.

Techno Infinity Sebagai Perusahaan Pengembang Software

Sebagai perusahaan pengembang software, Techno Infinity juga memiliki standar pekerjaan dan standar harganya tersendiri. Sebagai acuan, pembaca bisa melihat standar nilai yang ada di inkindo.

Selain standar yang tinggi, kami juga memastikan software yang kami gunakan ini tepat sasaran dan tepat guna.

Mengapa itu perlu?

Setelah mengeluarkan budget yang tidak sedikit, tentu perusahaan ingin agar proses yang berjalan di perusahaannya menjadi lebih efektif dan efisien. Bahkan kalau perlu, produktivitasnya juga meningkat. Maka, perlu sebuah aplikasi yang tepat sasaran dan tepat guna agar tidak menambah masalah baru bagi orang-orang yang bekerja menggunakan aplikasi buatan Techno Infinity.

Techno Infinity sendiri sudah berkecimpung di dunia software development sejak tahun 2012. Di pengalaman hampir dua belas tahun ini, Techno Infinity sudah mendeliver software-software berkualitas dan andal untuk client-clientnya. Terakhir, software yang dibuat berhasil membawa Jasindo meraih Top *4 GRC Award.

Selain membuat custom software, kami juga dalam tahap pengembangan aplikasi sistem manajemen berbasis ISO untuk perusahaan. Selain itu, ada pula aplikasi grc terintegrasi dan produk aplikasi manajemen surat.

Kesimpulan

Pada dasarnya, tidak ada software yang mahal. Terutama jika perusahaan memahami seberapa kompleks kebutuhan atas software yang ingin dibangun. Selain pemahaman tersebut, memilih perusahaan pengembang yang tepat, menjadi game changer dalam membuat software yang tepat guna.

Dalam menentukan harga proyek, perusahaan pengembang seperti Techno Infinity bukan hanya perlu menyusun kebutuhan, tapi juga mengatur sumber daya manusia yang ada. Hal ini dilakukan untuk memastikan software yang dibuat memiliki kualitas yang baik dan mampu meningkatkan bisnis clientnya.

Tertarik membuat software berkualitas dengan harga yang pas? Segera hubungi kami!

Baca artikel lainnya di sini: Blog

Tentang Penulis

Nur Fauzia K

Seorang perempuan introvert yang tertarik dalam dunia psikologi, kepenulisan dan desain. Pernah menajdi seorang UX Desainer sebelum akhirnya banting setir menjadi seorang marketing strategis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Layanan
  • Produk
  • Tentang
  • Blog
  • Hubungi Kami